Wagub DKI Undang Ahli Waris, Pelindo, Warga, dan Polda
JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk menyelesaikan kasus penertiban terhadap bangunan liar yang berada di sekitar kawasan makam Mbah Priok di Jalan Dobo, Koja, Jakarta Utara, yang berujung bentrok antara warga dan petugas keamanan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berinisiatif mengadakan mediasi damai guna mencari solusi terbaik bagi semua pihak. Rencananya, mediasi akan digelar Kamis (15/4/2010) besok sekitar pukul 09.00 di Balaikota DKI Jakarta.
Dalam mediasi tersebut akan dikumpulkan semua pihak terkait dalam rencana eksekusi bangunan liar di sekitar makam, seperti PT Pelindo II, ahli waris makam Mbah Priok, perwakilan warga, Kapolda Metro Jaya, Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Wali Kota Jakarta Utara, beserta pejabat Pemprov DKI Jakarta lainnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta akan berusaha menyelesaikan permasalahan ini melalui jalan damai. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta tidak menginginkan kejadian bentrok warga dengan petugas kembali terjadi karena akan berdampak luas terhadap ketenteraman dan ketertiban masyarakat Jakarta, khususnya warga Jakarta Utara. Penyelesaian kasus ini juga akan dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari adanya oknum-oknum yang memanfaatkan kasus ini demi kepentingan segelintir orang.
“Untuk mencegah dampak dari permasalahan ini semakin meluas, dan mencegah agar tidak digunakan untuk kepentingan negatif oleh oknum tak bertanggung jawab, Pemprov DKI akan menggelar mediasi untuk negosiasi secara damai mencari jalan keluar yang menguntungkan kedua belah pihak,” ujar Prijanto di Jakarta, Rabu (14/4/2010) malam.
Dalam mediasi tersebut, lanjutnya, akan dijelaskan asal muasal rencana penertiban bangunan liar di sekitar kawasan makam Mbah Priok, yaitu bermula ketika PT Pelindo II meminta bantuan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk menertibkan bangunan liar dan bukan menggusur makam Mbah Priok. Bahkan, Pemprov DKI Jakarta telah meminta kepada PT Pelindo II agar makam tersebut tetap ada karena akan dipugar untuk dibangun sebuah monumen yang indah dan bagus. Rencananya, monumen makam Mbah Priok sedang diajukan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta untuk dijadikan sebagai salah satu bangunan cagar budaya.
“Saya harap dengan mediasi ini, seluruh pihak akan memperoleh pemahaman yang sama, emosi dapat diredam, dan mendapatkan jalan keluar yang terbaik. Sehingga kerusuhan tidak terulang kembali,” tegasnya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono menyebutkan, dari laporan di lapangan, jumlah korban akibat kerusuhan telah mencapai 144 korban luka berat dan ringan, terdiri dari 69 korban yang merupakan anggota Satpol PP, 10 korban anggota kepolisian, dan 65 korban dari warga sekitar. Dia juga menegaskan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Hingga saat ini, korban luka-luka akibat bentrokan menjadi 144 orang dan dirawat di RS Koja, Jakarta Utara. “Saya tegaskan tidak ada satu pun korban jiwa dalam insiden tersebut. Yang ada hanya korban luka ringan dan berat. Semuanya sudah dibawa dan mendapatkan perawatan di RS Koja,” kata Wahyono. Ia juga meminta agar semua warga dapat menahan diri untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar.
Hal senada juga dilontarkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Hamdan Zulfa, yang mengimbau agar semua pihak menahan ego masing-masing. Dirinya meminta agar semuanya menyerahkan pengambilan jalan keluar pada pertemuan mediasi yang akan diadakan besok. “Mari kita doakan pertemuan tersebut diridai Allah SWT agar dapat memberikan jalan keluar yang baik bagi semua pihak,” harapnya.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda